Jakarta, b-oneindonesia-Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani memiliki harapan besar dalam peringatan Hari Guru pada Senin, 25 November 2019. Menurut Puan, guru memiliki peran penting sebagai ujung tombak pembangunan SDM yang menjadi fokus program pemerintah saat ini. “Guru adalah pondasi pembangunan SDM. Karena itu pemerintah wajib meningkatkan kesejahteraan serta kapasitas dan kompetensi-nya,”
“Kami mengucapkan selamat Hari Guru. Bagi kami para wakil rakyat di DPR, profesi guru merupakan pekerjaan yang memiliki peran yang besar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” ujar Puan Maharani di Jakarta.
Selama ini Puan melihat besarnya beban para guru belum sebanding dengan kesejahteraan hidup mereka karena masih banyak guru yang harus berjuang dengan penghasilan minim dan status honorer.
Sebagai Ketua DPR, Puan mendorong pemerintah segera mengangkat para guru honorer yang dinyatakan lulus tes pada Februari 2019 sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). “ Masalah ini sudah pernah dibahas dalam Raker komisi II. Mereka sudah meminta Badan Kepegawaian Negara (BKN) segera menangani persoalan ini,”ungkap Puan.
Sejauh ini BKN beralasa masih terkendala regulasi. Sedangkan Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) sebagai pembuat regulasi belum mengeluarkan keputusan tersebut. ” karena itu DPR mendorong pemerintah agar segera mengeluarkan regulasi tentang pengangkatan guru honorer yang telah lulus tes pada Februari 2019 lalu sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja,” tegas Puan.
Kompetensi dan Kapasitas Guru Perlu Ditingkatkan
Ketua DPR RI Puan Maharani juga meminta pemerintah melakukan program peningkatan kompetensi dan kapasitas guru. Menurutnya, peningkatan kemampuan guru penting agar kemampuan siswa sejajar dengan negara-negara lain. “Anggaran Pendidikan kita sama dengan negara Asean seperti Vietnam yakni 20 persen dari APBN. Tapi skor PISA kita kalah jauh,’’ungkap Puan.
PISA adalah program assessmen siswa standar internasional untuk memonitor literasi membaca, kemampuan matematika, dan kemampuan sains yang diperuntukkan siswa berusia 15 tahun dengan maksud mengevaluasi dan meningkatkan metode pendidikan di suatu negara.
Karena itu, Puan berharap para guru mengembangkan sistem belajar yang kreatif dan interaktif untuk meningkatkan literasi membaca, kemampuan matematika dan sains para siswa. “Salah satunya dengan mengajak para siswa aktif berdiskusi,”tutur Puan.
Metode pembelajaran dengan mengajak para siswa berdiksusi,menurut Puan, pernah diterapkan Bung Karno ketika mengajar sebagai guru Sejarah dan Ilmu Pasti di Yayasan Ksatrian yang diselenggarakan oleh pemimpin kebangsaan Dr. Setiabudi alias Douwes Deker di kota Bandung.
Dengan keterbatasan kemampuan, justru Bung Karno banyak melakukan terobosan. Sehingga tidak membuat banyak muridnya menjadi pusing dengan beragam penjelasan yang disampaikan. “Tirulah Bung Karno yang kreatif dalam mengajar,” pesan Puan.