Jakarta-b-oneindonesia–Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkuat respons untuk mengantisipasi meluasnya pandemi Virus Corona baru atau COVID-19 dengan mengucurkan pembiayaan hingga US$ 20 miliar.
Presiden ADB Masatsugu Asakawa dalam pernyataan di Jakarta, Senin (13/04/2020), mengatakan pendanaan tersebut untuk mengantisipasi turunnya pencapaian kinerja ekonomi, sosial, maupun pembangunan di Asia Pasifik.
Pembiayaan itu juga bertujuan untuk membantu negara berkembang anggota ADB untuk menanggulangi dampak berat di bidang makroekonomi dan kesehatan.
Oleh karena itu, Asakawa mengharapkan pendanaan ini dapat membantu negara-negara maupun swasta untuk mengatasi tantangan mendesak dalam menangani pandemi dan kemerosotan ekonomi
“Pandemi ini mengancam pencapaian ekonomi, sosial, dan pembangunan di Asia dan Pasifik, menegasikan kemajuan dalam pengurangan kemiskinan, dan menjerumuskan banyak perekonomian ke dalam resesi,” katanya.
Paket 20 miliar dolar AS ini di antaranya mencakup 2,5 miliar dolar AS dalam bentuk sumber daya konsensi dan hibah serta dua miliar dolar AS untuk sektor swasta.
Sementara itu 13 miliar dolar AS akan dimanfaatkan untuk menjalankan program belanja kontra siklus yang efektif dengan fokus utama kepada kelompok miskin dan rentan.
“Paket bantuan yang komprehensif dan diperluas ini, yang dimungkinkan berkat dukungan kuat dari Dewan Direktur kami, akan disalurkan secara lebih cepat, lebih fleksibel, dan lebih berdampak baik,” ujarnya.
ADB memastikan sumber daya hibah akan disalurkan dengan cepat dan menggunakan sistem pengadaan yang diperluas, agar alat-alat medis, alat pelindung diri, serta pemenuhan kebutuhan lainnya dapat tersedia.
Sedangkan, pinjaman dan jaminan juga akan diberikan kepada lembaga keuangan guna menggairahkan kembali perdagangan dan rantai pasokan.
Penguatan pinjaman mikro dan bantuan jaminan, serta fasilitas untuk membantu usaha kecil dan menengah yang kekurangan likuiditas, juga dilakukan bersamaan dengan pembiayaan langsung bagi perusahaan terdampak COVID-19.
Paket respons ini akan diikuti dengan sejumlah penyesuaian pada kebijakan dan proses bisnis agar ADB dapat merespons krisis secara lebih cepat dan fleksibel.
Bantuan itu termasuk serangkaian langkah perampingan proses bisnis internal, perluasan cakupan dan tingkat kelayakan untuk berbagai fasilitas bantuan, serta penyesuaian syarat dan ketentuan peminjaman.
Sebelumnya, kajian ADB yang dirilis pada awal April 2020 memperkirakan bahwa dampak global pandemi akan mempengaruhi pertumbuhan nasional antara 2,3 persen hingga 4,8 persen dari PDB.
Pertumbuhan regional ikut diperkirakan akan turun dari 5,2 persen pada 2019 menjadi 2,2 persen pada 2020.