Rifa Handayani
Jakarta, b-Oneindonesia – Kasus yang ramai tentang isu perselingkuhan Rifa Handayani dengan salah seorang politisi papan atas di negeri ini menjadi momok bagi anak bangsa dan generasi perempuan. Widianti Fitriani dari Leadership Studies Institute, mengungkapkan pendapatnya, apa yang dilaporkan Rifa Handayani justru membuka borok dan bahkan membuka aib keluarganya sendiri.
“Kalau dia merasa kecewa, emosi dan merasa dihantui masa lalunya, bahkan merasa keselamatannya terancam, dia cukup melaporkannya ke pihak kepolisian saja, tidak perlu di depan publik sekarang ini, terkesan ingin populer” tegas Widianti Fitriani.
Widianti menyebut, ada kemungkinan Rifa Handayani juga memanfaatkan momentum keterbukaan masyarakat di mana berbagai peristiwa bisa dengan mudah diserap oleh masyarakat. Terutama yang berkaitan dengan posisi politik dari seorang pejabat negara atau tokoh terpandang.
Namun, Widianti Fitriani menegaskan juga bahwa kaum perempuan sekarang ini sudah semakin cerdas dan karenanya tidak mudah untuk menerima isu atau sesuatu yang kemudian dianggap hoaks.
Walau begitu, dalam kasus Rifa Handayani, dugaan perselingkuhannya memang belum ada keterangan yang jelas dari pihak kepolisian. Akan tetapi, masyarakat akan mempertanyakan, sejauh mana tingkat perselingkuhan yang dilakukan?
“Jika hanya meminta berkenalan kemudian meminta nomor telepon, jangan pula langsung dianggap berlebihan. Jika kemudian dilanjutkan dengan adanya komunikasi, kita bisa pertanyakan, sejauh mana komunikasi yang dilakukan? Nah, dalam konteks itu, saya bisa menerima pendapat masyarakat jika pelaporan dugaan perselingkuhan tersebut dilatar-belakangi motif tertentu, misalnya uang, politik dan lain-lain” papar Widianti Fitriani.
Pengamat dari Leadership Studies Institute itu juga mengemukakan terkait teori selingkuhan, bahwa masyarakat sekarang ini sudah tidak yakin atau percaya lagi dengan stigma sekali selingkuh akan tetap selingkuh. Dalam konteks itu dia kembali mengingatkan bahwa kaum perempuan sekarang sudah semakin cerdas.
Perilaku Rifa Handayani Cederai Perasaan Masyarakat
Perilaku Rifa Handayani menjadi sorotan masyarakat. Pengakuannya atas adanya dugaan perselingkuhannya dengan yang disebutkan sebagai tokoh politik, justru cenderung semakin mendapat antipati masyarakat.
Apalagi, dugaan perselingkuhan yang dilaporkannya sudah lama terjadi, yakni tahun 2013. Dari dugaan perselingkuhan tersebut, Rifa Handayani dan keluarganya bahkan sudah menerima permintaan maaf, meski baru disampaikan beberapa tahun setelahnya, yakni tahun 2016.
Dari pelaporan yang disampaikan Rifa Handayani beberapa tahun setelah dugaan perselingkuhan tersebut, wajar juga jika masyarakat mempertanyakan adanya motif tertentu dari Rifa, yang pada 2013 lalu Rifa bekerja di sebuah perusahaan event-organizer tersebut.
Hal itu juga yang tampaknya membuat pelaporan Rifa kepada pihak kepolisian tidak direspon. Terutama karena tidak lengkapnya alat bukti untuk dijadikan pengembangan kasus.
Polisi juga mungkin saja berpendapat bahwa pelaporan tersebut tidak layak untuk diteruskan karena sudah adanya permintaan maaf, terutama yang disampaikan kepada suaminya.
“Ada dugaan kuat pelaporan tersebut dimanfaatkan untuk kepentingan pribadinya,” ujar pengamat dari Lembaga Pengkajian Politik dan Perilaku Manusia (LP3M) Wibowo Sudrajat Saputro, Rabu (22/12/2021).
Wibowo Sudrajat Wibowo lebih jauh menjelaskan, bahwa memang tidak menutup kemungkinan ada juga motif kekuasaan politik dari pelaporan Rifa Handayani tersebut.
“Dari 2013, 2016 dan sekarang 2021. Sangat jauh rentang waktunya. Jadi mengapa baru dilaporkan sekarang? Nah, kalau masyarakat menduga-duga Rifa Handayani memiliki motif jahat dari pelaporan tersebut, tentu harus dianggap wajar,” jelas Wibowo