Para prajurit Angkatan Darat AS dari Divisi Lintas Udara ke-18 bersiap untuk menaiki pesawat C-17 saat mereka dikerahkan ke Eropa dari Fort Bragg, North Carolina, pada Kamis (3/2/2022). Presiden Joe Biden memerintahkan 2.000 tentara AS ke Polandia dan Jerman di tengah situasi yang memanas di perbatasan Rusia-Ukraina.(AP PHOTO/CHRIS SEWARD)
Jakarta, b-Oneindonesia – Kremlin, para pejabat dan tokoh publik Rusia kompak mengolok-olok negara Barat dan medianya. Hal ini terkait informasi yang melaporkan prediksi intelijen 16 Februari sebagai ‘tanggal invasi’ Rusia terhadap Ukraina. Prediksi itu diketahui meleset setelah terbukti tidak terjadi serangan apapun pada Rabu (16/2) waktu setempat di Ukraina.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, mengolok-olok dengan menanyakan jadwal invasi yang akan terjadi. Dia menyebut dirinya ingin merencanakan liburannya.
“Saya ingin bertanya apakah sumber informasi keliru dari AS (Amerika Serikat-red) dan Inggris, bisa mempublikasikan jadwal invasi kami yang akan datang untuk tahun ini. Saya ingin merencanakan liburan saya,” sindir juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, via media sosial.
Dalam briefing dengan wartawan pada Rabu (16/2) waktu setempat, Zakharova melanjutkan sindirannya untuk negara Barat. “Hari ini kita merayakan hari non-agresi lainnya terhadap Ukraina, dan hari lainnya yang akan membawa kita lebih dekat ke semacam perang yang dijanjikan semua orang kepada kita,” ucapnya
Cemoohan juga dilontarkan oleh juru bicara Kremlin atau Kantor Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, dalam pernyataan terpisah.
“Malam berlalu seperti biasa. Kami tidur dengan nyenyak. Di pagi hari kami memulai hari dengan tenang dan profesional,” ujar Peskov dengan nada menyindir.
Saat ditanya apakah Kremlin berkomunikasi dengan perwakilan dari negara-negara lainnya pada dini hari, Peskov menjawab:
“Kami tidak terbiasa berkomunikasi dengan negara asing pada malam hari.” “Terus terang, cara histeria Barat berkembang indikasikan ada jalan panjang yang harus ditempuh hingga mencapai puncaknya. Tidak akan ada pengurangan dalam waktu dekat, kita harus bersabar,” imbuhnya.
Intelijen negara-negara Barat memperingatkan bahwa Rusia mungkin memilih Rabu (16/2) waktu setempat, untuk meningkatkan konflik separatis yang berkelanjutan di Ukraina bagian timur, setelah mengerahkan lebih dari 100.000 tentara ke sekitar perbatasan Ukraina.
Namun intelijen Barat juga menyebut bahwa prediksi tanggal invasi itu juga bisa menjadi bagian dari upaya penyebaran informasi keliru oleh Rusia sendiri.
Beberapa media Barat, dengan mengutip laporan-laporan intelijen, secara spesifik menyebut invasi Rusia bisa dimulai pada Rabu (16/2) pagi waktu setempat.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia, Sergei Lavrov, yang berbicara dengan Menlu AS, Antony Blinken, pada malam sebelum tanggal yang diprediksi, menyatakan laporan soal waktu serangan telah memicu kebingungan di kalangan para pejabat.
“Saya tidak akan mengatakan itu membuat saya tertawa, tapi tentu saja itu membuat kami sangat bingung,” ucapnya.
Sementara itu, para politikus dan tokoh publik Rusia lainnya turut memberikan komentarnya, dengan bintang televisi dan mantan capres Rusia, Ksenia Sobchak, menyebut ‘histeria’ Barat membuat Presiden Vladimir Putin tampak ‘dewasa’.
“Anda tidak bisa memikirkan kampanye PR (public relations-red) yang lebih baik bagi Rusia,” sebutnya.
Senator Rusia yang vokal dan sekutu Kremlin, Alexei Pushkov, menyatakan bahwa hype yang diciptakan negara Barat soal 16 Februari akan ‘tetap ada dalam sejarah politik dunia’.
“Selain peristiwa yang memicu perang di Irak, tidak pernah ada berita palsu politik yang begitu monumental dalam sejarah modern,” sindir Pushkov.
Serang Ukraina Dibantah Kantor Putin, Namun Foto Satelit Pasukan Militer Dirilis Media Barat
Media Barat menyebut Rusia serang Ukraina Rabu, 16 Februari 2022 hari ini. Berita itu beredar sejak sepekan terakhir. Berita Rusia serang Uraina yang dimuat oleh media Barat bahkan menyebut tanggal spesifik dan diberi nama sebagai awal invasi.
Media mengungkap Rusia serang Ukraina itu sesuai keterangan pejabat AS, meskipun belakangan sejumlah pejabat AS membantah tanggal spesifik tersebut.
Begitu pula sumber-sumber dari Kantor Presiden Rusia Vladimir Putin, juga telah berulang kali membantah rencana untuk menyerang.
Media, sebelumnya menyebut Rusia mengadakan latihan militer besar-besaran di bekas Soviet Belarusia. Latihan itu sebagai bagian dari peningkatan kekuatan dramatis di utara, timur dan selatan Ukraina.
Di tengah bantahan-bantahan itu, pekan ini sebuah gambar baru dari tangkapan satelit komersial, menunjukkan kesibukan militer Rusia di beberapa lokasi dekat Ukraina.
Dilansir dari Reuters, perusahaan swasta AS bernama Maxar Technologies merilis gambar penumpukan militer menggunakan foto satelit
Gambar-gambar itu dirilis di tengah kekhawatiran bahwa Moskow mungkin akan melancarkan serangan terhadap bekas tetangga Sovietnya.
Maxar Technologies yang berbasis di AS, yang telah melacak penumpukan pasukan Rusia selama berminggu-minggu, mengatakan bahwa gambar yang diambil pada hari Minggu dan Senin menangkap aktivitas baru yang signifikan di Belarus.
Gambar yang ditunjukkan pada Selasa, 15 Februeri 2022 itu, disebut sebagai upaya mencaplok Krimea dan Rusia barat.
Namun Reuters, menurut media ini, tidak dapat melakukan verifikasi atas gambar-gambar tersebut. Sedikitnya terdapat empat foto satelit yang memperlihatkan konsentrasi pasukan militer.
Maxar menunjuk pada kedatangan beberapa pengerahan besar pasukan dan helikopter serang, serta pengerahan baru pesawat serang darat dan jet pembom tempur di lini depan.
Gambar-gambar itu juga menangkap kepergian beberapa unit pasukan darat dari garnisun yang ada bersama dengan unit tempur lain yang terlihat dalam formasi konvoi.