Indonesia Negara Bebas Aktif Tetap Undang Rusia Dalam Pertemuan G20

Jakarta, b-Oneindonesia – Setelah dua kali berpihak ke AS dan Ukraina dalam mendukung dua Resolusi Majelis Umum PBB terkait operasi khusus militer Rusia, Indonesia akhirnya menunjukkan ketidak-berpihakannya dengan merelevankan polurgi bebas aktif.

Melalui Staf Khusus Menlu Triansyah Djani, Indonesia secara implisit menolak keinginan Presiden Joe Biden untuk mempertimbangkan keanggotaan Rusia di G20.

Indonesia berkeras semua anggota G20, termasuk Rusia, diundang dalam KTT pada Nopember di Bali mendatang.

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana mengatakan bahwa posisi Indonesia menunjukkan tidak mau didikte bahkan ditekan oleh AS.

“Indonesia mengargumentasikan bahwa sesuai prosedur dalam G20 dan sesuai preseden yang ada semua anggota berhak untuk diundang,” ujarnya di Jakarta, Sabtu (26/3).

Dalam konteks demikian, kata Hikmahanto, Indonesia pun menyiratkan tidak akan mempertimbangkan usulan Presiden AS yang meminta perwakilan Ukraina untuk hadir jika Rusia akan hadir. Ini karena tidak ada dalam prosedur dan aturan G20.

Rektor Universitas Jenderal A Yani itu mengatakan, tantangan bagi Indonesia sebagai tuan rumah saat ini adalah memastikan semua kepala pemerintahan dan kepala negara anggota G20 untuk hadir di Bali.

Bahkan Indonesia perlu memastikan tidak ada upaya saling boikot oleh negara-negara anggota G20 dalam membahas berbagai program yang saat ini berlangsung, termasuk acara puncak pada KTT.

Untuk ini, katanya Indonesia perlu mengupayakan perdamaian dan terjadinya gencatan senjata di Ukraina.

“Kemlu harus cepat bergerak dan memunculkan inisiatif guna terwujudnya perdamaian dan berakhirnya tragedi kemanusiaan akibat perang. Ini dilakukan juga demi suksesnya penyelenggaraan berbagai kegiatan G20 dan KTT di Bali,” ujarnya.

Komentar