By: Naniek Sudaryati Deyang
Jakarta, b-Oneindonesia – Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, mengumumkan bahwa Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman atau MoU komitmen pembelian 24 unit pesawat tempur F-15EX baru dari Amerika Serikat (AS). Penandatanganan itu dilakukan di The Boeing Company, St. Louis, Missouri.
Selain pesawat tempur F-15EX, Menhan juga memborong dua lusin alias 24 heli Sikorsky s-70M Black Hawk. Penandatanganan kerja sama pengadaan helikopter Sikorsky S-70M Black Hawk di lakukan juga di Amerika Serikat.
Pihak -pihak yg nyinyir langsung berkomentar, yah kalau hanya beli apa sih prestasinya? Siapa saja bisa beli kok?
Kalau MEMBELI Alutsista hal yg mudah , pertanyaannya mengapa Menhan sebelumnya tidak melakukan , toh punya anggaran yg sama?
Kita terakhir belanja pesawat tempur itu hanya dua buah Sukhoi di tahun 2012. Kemudian di tahun 2018, meski kontrak pembelian 11 pesawat tempur Sukhoi sudah diteken tapi sampai hari ini ternyata belum terealisasi, waktu itu Menhannya bukan Pak PS lho ya…
Ketidakberhasilan kita atau karena kita tidak mampu membeli pesawat tempur itulah yg menempatkan kita pada posisi kekuatan udara yg lemah di dunia .
Bahkan menurut Ketua MPR RI, Bambang Soesetyo kepemilikan pesawat tempur dalam operasi militer Indonesia berada di urutan ke-48. Posisi tersebut masih di bawah beberapa negara ASEAN, seperti Myanmar ke-36, Thailand nomor 30, Vietnam urutan ke-28, dan Singapura yang masuk peringkat ke-22.
Nah banyak pesawat -pesawat tempur yg kita miliki saat sudah tidak laik utk diterbangkan dan sudah harus di overhaul secara menyeluruh. Untuk melakukan ini semua butuh waktu dan butuh biaya yg besar.
Pertanyaannya , bagaimana kalau situasi China -Amerika memanas dan bergeser ke Indonesia, sementara kita tidak punya angkatan udara yg kuat?
Maka Prabowo pun putar otak , bagaimana agar tidak terjadi kekosongan kekuatan pesawat tempur kita, bila nanti benar-benar teejadi pecah perang AS-China, padahal untuk membeli pesawat tempur itu gak kayak beli panci atau laptop anda punya duit langsung barang dibawa pulang, butuh waktu 5-6 tahun.
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) pun lantas memutuskan membeli 12 unit pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar. Alasan membeli pesawat dari pabrikan Dassault Aviation, Perancis itu, untuk menutup gap kesiapan tempur TNI Angkatan Udara (AU).
Selain membeli pesawat bekas dari Qatar yang tujuannya untuk mengisi kekosongan, dalam waktu yg bersamaan Menha juga membeli 42 jet tempur Dassault Rafale generasi 4,5 dari Prancis. Dimana tahap pertama yg diperkirakan paling cepat datang tahun 2026 akan datang 6 pesawat Rafale.
Jadi pesawat bekas yg dibeli Pak Prabowo yg kemudian mengundang bully itu sejatinya pesawat cadangan milik pemerihtah Qatar yg jarang dipakai sehingga masih memiliki jam terbang 15-20 tahun.
Sambil menunggu pesawat -pesawat tempur baru Rafale , dan pesawat dari Amerika F-15 EX, kekuatan kita diisi oleh pesawat cadangan milik Qatar Mirage 2000-5.
Nah, begitu cerdik Pak Menhan kan?Bagaimana mengisi kekosongan kebutuhan pesawat tempur, dengan membeli pesawat bekas ( cadangan milik pemerintah Qatar), lha kok malah dibully beli pesawat rongsokan.
Lha Menhan sebelumnya prestasinya malah beli heli rongsokan, tapi kok nggak dibully ya?
Satu hal kelihaian Prabowo sebagai Menhan, dia bisa membeli pesawat tempur tdk dari satu negara saja, sehingga kita tidak didikte oleh satu negara , dan kekuatan kita juga tidak mudah dibaca. Bayangkan kita bisa beli dari Perancis, Rusia dan Amerika.
Apabila pesawat- pesawat yang dibeli Indonesia itu sudah datang, maka kita akan menjadi negara terkuat mungkin no 3 di dunia , pokoknya 5 besar.
Dan satu hal yg harus dicatat, Prabowo tidak menggunakan APBN, hanya 5 persen saja dana APBN, selebihnya dari loan yg sangat murah bunganya.
Nah pertanyaan saya lagi, kalau hanya beli bukan prestasi , mengapa Menhan sebelumnya gak bisa beli pesawat tempur??? Lu kira beli getuk , punya duit tinggal bawa pulang sebakul -bakulnya..
Lhs beli pesawat tempur itu , ruwetnya minta ampun, beli di sana , nanti dihukum di sini, juga harus pakai urut-urutan , emangnya lu bisa beli ujuk2 Rafale? Gak bisa lu musti pakai dulu Mirage 2000-5 yg kalian sebut pesawat bekas itu?
Belum lagi pendanaan , duit puluhan bahkan sampai ratusan triliun emang ada dari APBN? Nah kalau lu gak pinter berdiplomasi ya gak dapat pinjaman kayak Pak PS yg sekarang dikasih pinjaman buat ngeborong pesawat tempur dan Helikopter. Kayak lu beli mobil saja misalnya, kalau muka lu dan profile lu gak meyakinkan , mana mau leasing kasih kredit mobil ke elu.
0h ya sudah lebih 20 tahun kita di-banned gak boleh beli Alutsista dari Amerika lho, eh sekarang orang yg dibully sebagai pelanggar HAM ini malah dikasih karpet merah utk masuk Amrik dan boleh membeli senjata dari mereka. Jadi siapa pelanggar HAM-nya? Kalian yg tiap lima tahun menebar hoax.