Jakarta-be-oneindonesia-Ketika Jokowi mengunjungi Amerika bulan September 2019, kedua pemimpin harus melakukan tiga langkah, yang pertama ialah menyoroti asal-usul bersejarah hubunga antara AS dan Indonesia yang tidak disadari sebagian besar rakyat Amerika dan Indonesia.
Sebagai negara demokrasi terbesar kedua dan ketiga di dunia, AS dan Indonesia adalah dua negara yang seharusnya siapmenjadi penggerak ekonomi abad ke-21, mengupayakan kerjasama yang saling menguntungkan dengan berbagai kepentingan yang sama untuk berdiri menegakkan seperangkat aturan yang saling mendukung serta melindungi kedaulatan, dan menjadi penyeimbang bagi pihak-pihak yang akan menyelesaikan perselisihan antara permasalahan-permasalahan konflik di beberapa negara yang masih memiliki konflik serta menjadi negara yang adil menghindari paksaan dan ancaman kekerasan
Saat demokrasi di dunia mengalami kemunduran dan China kian berkuasa, kemitraan strategis antara Amerika Serikat dan Indonesia diharapkan akan terus berkembang.
Indonesia adalah salah satu negara demokrasi terbesar kedua dan ketiga di dunia, yang seharusnya meningkatkan persiapan menjadi penggerak ekonomi abad ke-21, berbagi kepentingan yang sama dalam menegakkan seperangkat aturan yang disepakati yang berupaya memperlakukan negara-negara sederajat, melindungi kedaulatan, dan menjadi penyeimbang bagi pihak-pihak yang akan menyelesaikan perselisihan mereka melalui paksaan dan ancaman kekerasan.
Bagi Presiden Indonesia Joko “Jokowi” Widodo dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, kedua kekuatan Pasifik tersebut dapat mewujudkan kemitraan yang benar-benar komprehensif dan strategis selama dekade berikutnya dengan membuat visi yang menginspirasi yang mengakui sejarah dan cita-cita bersama mereka, menyusun proposal yang lebih konkret untuk proyek kolaborasi, dan menanamkan rasa urgensi yang lebih besar untuk hubungan AS-Indonesia.
Tidak ada waktu yang lebih baik daripada saat ini untuk fokus pada strategi bersama untuk mengubah hubungan bilateral, karena tahun 2019 menandai 70 tahun hubungan diplomatik antara Amerika Serikat dan Republik Indonesia yang merdeka. Ketika Jokowi mengunjungi Amerika bulan September 2019, kedua pemimpin harus melakukan tiga langkah, yang pertama ialah menyoroti asal-usul bersejarah kemitraan, yang tidak disadari sebagian besar rakyat (nrl-dari berbagai sumber)