Ketua DPD RI LaNyalla saat melakukan kunjungan kerja ke pabrik rokok Sayap Mas Nusantara di Desa Sukosari, Gondanglegi, Malang, Jawa Timur.
MALANG – Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, memberikan apresiasi kepada pabrik rokok CV Sayap Mas Nusantara, Malang, yang menerapkan protokol kesehatan ketat. Dengan cara itu, pabrik yang berada di Desa Sukosari, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, tidak hanya menjaga kesehatan pegawai, tetapi juga mampu mempertahankan produksinya saat pembatasan akibat pandemi Covid-19.
Menurut LaNyalla, keputusan perusahaan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat, turut membantu karyawan untuk menjamin kebutuhan hidup mereka.
“Ini sudah bagus, karyawan masih bisa bekerja dengan prokes ketat. Mengharuskan karyawan menggunakan masker, penerapan social distancing dan menyediakan tempat cuci tangan. Apalagi menurut informasi, seluruh karyawan di sini juga sudah divaksin,” ujar LaNyalla dalam kunjungan kerjanya di pabrik rokok Sayap Mas, Malang, Selasa (27/7/2021).
Hadir dalam kegiatan tersebut, Bupati Kabupaten Malang Sanusi. LaNyalla juga menyempatkan diri meninjau proses pemberian vaksin di Kepolisian Resor (Polres) Malang.
Owner CV Sayap Mas Nusantara, Sulaiman, mengucapkan terima kasih atas kedatangan Ketua DPD RI di pabrik rokok miliknya. Ia menegaskan bahwa perhatian pemerintah sangat dibutuhkan oleh industri di masa pandemi seperti ini.
Dengan jumlah pekerja yang mencapai 1500 pekerja, CV Sayap Mas Nusantara telah menjadi tumpuan bagi masyarakat sekitar untuk mendapatkan penghidupan.
Menurut Sulaiman, sebagian pekerja pabrik rokok tersebut adalah masyarakat sekitar Gondang Legi Malang yang didominasi perempuan.
“Pabrik rokok ini berdiri sejak tahun 2016 ini memiliki 1500 karyawan, 70 persen adalah karyawan perempuan untuk tenaga giling dan linting. Dalam sehari, pabrik kami mampu memproduksi 385.000 batang SKT,” ujarnya.
Selama pandemi, ia berupaya agar proses produksi tetap berjalan. Pastinya dengan menjalankan prokes ketat 5 M, yakni memakai marker, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi kerumunan dan mengurangi mobilitas saat bekerja.
“Kami tetap produksi di masa pandemi ini, hanya saja saat PPKM darurat ini distribusi pengirim kami menurun tersendat hingga turun sebesar 10 persen akibat banyaknya penyekatan. Padahal pengiriman rokok produksinya tidak hanya di Jawa Timur saja tetapi juga di luar Jatim seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan dan NTB. Kami tidak bisa kirim lewat darat kalau lewat kargo bisa tetapi tetap ada pengurangan,” keluhnya.
Untuk itu ia berharap pemerintah untuk meninjau ulang dan melihat kondisi di lapangan dan memberikan kemudahan berusaha.