Setelah Borong Jet Tempur Mirage, Menhan Prabowo Datangkan Investasi Qatar di IKN Nusantara

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto resmi meneken kontrak pengadaan 12 jet tempur Mirage 2000 dari Qatar.

Jakarta, b-Oneindonesia – Menhan Prabowo kembali melakukan langkah diplomasi pertahanan bagi Indonesia. Setelah sebelumnya tampil menggebrak di Forum Diskusi IISS Singapore, Menhan Prabowo kembali mencuri perhatian dunia dengan langkah taktisnya. Dunia? Ya dunia. Karena pembelian 12 unit Jet Tempur Mirage 2000 milik Qatar itu, dalam beberapa tahun terakhir menjadi incaran beberapa negara dan menjadi konsumsi media global.

Mengapa diincar? Khan bekas!!! Nanti dulu, industri pertahanan tidak sesimple membeli mobil atau rumah. Banyak aspek yang harus dipertimbangkan. Mulai dari aspek diplomasi, politik, ekonomi sampai aspek chemistri (kebudayaan) pun tidak lewat dari perhitungan.

Karena ya itu tadi, barang yang ditransaksionalkan merupakan alat “pembunuh” Jet Tempur. Simple nya, baik penjual maupun pembeli sama-sama harus ngeklik bener. Kalo sampe salah handle, barang dagangan bisa dipakai untuk menghancurkan salah satu pihak.

Memang benar, Pada tahun 2009, Qatar pernah menawari Jet Tempur Mirage ini ke Pemerintah Indonesia. Memang benar saat itu ditawari secara gratis. Tapi tunggu dulu, saat itu gratis, tapi banyak embel-embelnya.

Pemerintah Indonesia harus membeli semua alat pendukungnya, alat tempurnya, maintenance nya (MRO) dan misilnya. Tetap harus bayar juga dan tidak murah juga. Sehingga Menhan Indonesia saat itu, Juwono Sudarsono mundur teratur dari tawaran itu, karena Kemenhan pada tahun 2009 memiliki keterbatasan anggaran pertahanan.

Tapi sekarang beda. Di bawah komando Prabowo, Kemenhan RI mampu mengakuisisi Mirage Qatar tersebut. Pembelian Mirage 2000 itu juga sudah sesuai dengan rencana jangka panjang alutsista Indonesia, karena ke depan akan ada jet tempur Rafale yang masih satu pabrikan dengan Mirage 2000.

Mirage 2000 milik Qatar ini istimewa. Secara teknis jet tempur ini banyak peminatnya. Sebut saja India, Pakistan dan Bulgaria. Bahkan Perancis (negara produsen Mirage 2000) berniat membeli kembali jet tempur tersebut dari Qatar.

Namun mengapa akhirnya Indonesia yang mendapatkan? Karena Menhan Prabowo berhasil meyakinkan Qatar (negara penjual) dan Perancis (Negara produsen) untuk menerima Indonesia sebagai salah satu pemilik Jet Tempur Mirage 2000. Yak betul, Indonesia harus mendapatkan ijin dari Perancis untuk memiliki Mirage 2000. Alasannya? Yang sudah saya sebutkan di atas. Artinya, baik Perancis maupun Qatar yakin 1000%, Indonesia tidak akan menggunakan Mirage 2000 tersebut untuk melawan atau menyerang mereka.

Selain itu, Menhan Prabowo menjelaskan, bahwa pembelian Mirage 2000 bekas Qatar ini benar-benar dibutuhkan TNI AU untuk mengisi kekosongan Jet Tempur yang dimiliki Indonesia, sembari menunggu Rafale datang pada tahun 2026. Tidak mungkin selama 3 tahun ini, sambil nunggu Rafale, Indonesia tidak memiliki Jet Tempur siap pakai. Jika tiba-tiba ada musuh masuk kawasan Indonesia, TNI AU akan menghalaunya dengan Mirage 2000 tersebut.

Bagian yang paling menariknya adalah, pembelian Mirage 2000 dari Qatar ini memiliki makna yang lebih mendalam hanya dari sekedar jual beli senjata. Apa itu? Trust. Yes, kepercayaan. Memang benar, Qatar merupakan mitra dagang dan investasi Indonesia yang sedang berkembang dewasa ini.

Bahkan pada tahun 2023, Qatar mengadakan perayaan tahun kebudayaan atau Year of Culture dan Indonesia menjadi satu-satunya negara partner di Asia Tenggara. Pada bidang ekonomi, Qatar terus meningkatkan investasinya di Indonesia. Sejak tahun 2016 sampai 2021, realisasi investasi Qatar di negara kita mencapai US$23,3 juta dan terus meningkat sampai sekarang.

Melihat besarnya potensi ekonomi Indonesia – Qatar sejauh ini. ditambah lagi dengan pembelian Mirage 2000, Menhan Prabowo turut memiliki andil untuk membuat hubungan Indonesia-Qatar menjadi semakin “lengket”.

Apalagi setelah deal Mirage 2000 tersebut, Qatar menjadi lebih semangat berinvestasi di Indonesia terutama pada proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Bahkan setelah berita akuisisi Mirage 2000 oleh Pemerintah Indonesia dipublished pada tanggal 15 Juni 2023,

Pemerintah Qatar di hari yang sama mengunjungi Kantor Kementerian Investasi dan Maritim untuk mendiskusikan perihal investasi di IKN Nusantara dengan Menko Luhut.

Pembelian Mirage 2000 milik Qatar tersebut, sebenarnya berbuah manis bagi Pemerintah Indonesia. Secara kebutuhan pertahanan terpenuhi, dan deal tersebut makin meyakinkan Qatar untuk berinvestasi pada proyek IKN.

Langkah strategis Menhan Prabowo ini sebenarnya win win solution dan menyenangkan semua pihak.

Pertama, TNI AU memiliki jet tempur baru yang siap pakai dalam waktu dekat. Kedua, Pemerintah Qatar dapat melepaskan beban anggaran perawatan Mirage 2000 secara total. Ketiga,Pemerintah Indonesia mendapatkan investasi Qatar pada proyek IKN Nusantara Legacy Presiden Jokowi.

Prabowo Keliling Dunia Tak Ada yang Mau Jual Jet Tempur ke Indonesia Kecuali Mirage 2000 Qatar

Mirage 2000 dari Qatar menjadi program penguatan pertahanan Indonesia. Untung bagi Indonesia meski membeli bekas, Mirage 2000 Qatar masih rendah kilometernya.
AU Qatar memang jarang menerbangkan Mirage 2000 miliknya lantaran adanya Eurofighter Typhoon.

Oleh sebab itu Mirage 2000 seperti tersingkirkan dari inventori negeri Emiri. Sebetulnya tak salah Qatar mengoperasikan Mirage 2000. Pada zamannya Mirage 2000 sangat ditakuti lawan.

Ia merupakan jet tempur berkemampuan komplit yang bisa melakukan misi tempur di siang maupun malam hari segala cuaca.
Program Mirage 2000 dimulai pada tahun 1970 dengan nama Avion de Combat Futur (ACF).
Mirage 2000 dibuat untuk menggantikan armada usang Mirage III dan Mirage V.

Dassault Aviation lantas membuat sebuah desain jet tempur bermesin ganda.
Awalnya desain Mirage 2000 jauh berbeda dengan saat ini, ia bermesin ganda, bersayap panjang dengan badan relatif besar. Akan tetapi pemerintah Prancis tak menyetujui hal ini.

Dassault lantas mengambil langkah hemat, desain dasar Mirage 2000 mengikuti Mirage III dan V akan tetapi dibekali teknologi lebih canggih.

AU Prancis menyetujui rancangan ini lantaran biaya yang dikeluarkan lebih murah dari versi awal.

10 Maret 1978, Mirage 2000 dipertontonkan ke publik dalam uji coba penerbangan perdana.
AU Prancis nyatanya amat puas dengan uji coba Mirage 2000.Mereka memutuskan membeli 601 unit berbagaivarian.

Misal Mirage 2000D yang diklaim sekelas dengan Su-30. Sejak saat itu Mirage 2000 jadi idola baru, 1980 an bahkan Indonesia hampir membelinya sebelum kena tikung F-16.

Kejadian paling menghebohkan yang melibatkan Mirage 2000 terjadi Oktober 1996.
AU Yunani yang mengoperasikan Mirage 2000 kala itu tengah bersitegang dengan Turki di daerah Kardak.

Turki menerbangkan F-16 untuk menghalau Mirage 2000. Terjadi duel udara di sana dan Mirage 2000 menembak jatuh F-16. Gempar sudah media saat itu, F-16 yang diklaim lebih canggih malah ditembak jatuh Mirage 2000.

Saat ini bahkan Ukraina meminta Mirage 2000 untuk melawan Rusia. Ukraina meminta sekitar 40 unit Mirage 2000 meski belum ada negara yang bersedia memberikannya. Situasi perang Ukraina merembet kemana-mana.

Negara-negara Eropa yang awalnya tak terlalu memperhatikan kemampuan udaranya kini mulai was-was akan ancaman serangan Rusia.

Misalnya negara sedamai Swiss yang masih mengandalkan F-5 kini mulai berpikir meningkatkan skadron tempurnya dengan Rafale atau F-35.

Polandia lebih gila lagi, mereka banting setir membeli alutsista Korsel lantaran produsen Eropa dan AS sibuk mengurus pesanan senjata negara-negara besar. Walhasil saat ini mendapatkan jet tempur bekas sekalipun susahnya minta ampun.

Di Asia tak jauh beda, klaim Nine Dash Line China membuat negara sekitaran Indo Pasifik siaga total. Vietnam, Indonesia, Malaysia, Filipina dan Brunei Darussalam memperkuat militernya.

Filipina yang paling terancam menggunakan APBN secara masif untuk membeli senjata baru dipadukan bekas.Indonesia yang baru-baru ini membeli Mirage 2000 bekas pakai AU Qatar bisa dibilang melakukan langkah pencegahan meski ada ketidakpuasan.

Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto sebelum adanya deal Mirage 2000 rela keliling ke negara-negara di dunia mencarikan Indonesia jet tempur baru.

Prabowo mengunjungi AS untuk membeli F-16 bekas namun mereka tak menjualnya meski harganya lebih murah.

“Saya sudah coba kemana-mana namun tidak ada yang mau jual (jet tempur ke Indonesia),” jelas Prabowo dalam jumpa pers usai mengadiri The 1st DEFEND ID Day di hangar helikopter PTDI, Kamis 15 Juni 2023.

Alasan kenapa tidak ada negara yang mau menjual jet tempur bekasnya ke Indonesia karena efek perang di Ukraina.
“Tidak ada yang mau jual ke kita karena sedang perang di Ukraina,” kata Prabowo.

Prabowo sampai pergi keliling Eropa dan dunia, tapi hasilnya nihil. Hanya Qatar yang bersedia melepas jet tempurnya ke Indonesia.

“Saya sudah ke Yunani, dicoba F-16 saya tulis surat ke Mesir, saya minta dari Amerika, tidak ada,” jelasnya.

Jika mau Prabowo harus membeli jet tempur baru, namun masa tunggu yang lama tak bisa ditolerir Indonesia.
Maka harus ada jet tempur interim lebih dahulu.

“Harus beli yang baru. Kalau beli yang baru sama juga 5 tahun baru operasional ya,” beber Prabowo. Memang saat ini Mirage 2000 jadi solusi cepat nan praktis bagi Indonesia.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *