Megawati Beri Sambutan dalam Peluncuran 58 Buku di Lemhannas

Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri saat menjadi pembicara di acara hari jadi ke-58 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) di Kantor Lemhannas, Jakarta, Sabtu (20/5/2023).

Jakarta, b-OneindonesiaPresiden Kelima RI Prof. Dr. (HC) Megawati Soekarnoputri menghadiri acara peluncuran 58 buku dalam rangka Hari Jadi ke-58 Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) RI.

Pada kesempatan itu, Megawati memberikan sambutan di hadapan jajaran Lemhannas, akademisi, guru besar, hingga sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, serta anggota DPR RI, di Gedung Lemhannas RI, Jakarta Pusat, Sabtu (20/5/2023).

Gubernur Lemhanas Andi Widjajanto memberikan sambutan pertama yang dilanjutkan dengan penayangan kompilasi 58 buku.

“Megawati Soekarnoputri selaku Presiden Kelima RI atau Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) memberikan sambutan dalam rangka Hari Jadi ke-58 Lemhannas RI,” ucap Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.

Selain itu, Megawati yang juga menjabat Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi (BRIN) itu juga menekan tombol peluncuran buku secara simbolis.

Putri Proklamator RI Soekarno itu didampingi Gubernur Lemhannas dan peraih gelar doktor geopolitik dari Universitas Pertahanan (Unhan) RI Hasto Kristiyanto dalam sesi peresmian buku tersebut.

Terlihat hadir Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, dan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono. Menteri-Menteri yang terlihat hadir antara lain: Menteri Koordinator Bidang Polhukam Mahfud MD, Menkumham Yasonna H. Laoly, Menteri PAN RB Abdullah Azwar Anas, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Koperasi Teten Masduki, Wamen Dalam Negeri John Wempi Wetipo.

Dalam acara tersebut, selain peluncuran 58 buku mengenai Lemhannas, ada juga agenda bedah buku Hasto berjudul Progressive Geopolitical Coexistence yang merupakan disertasinya berjudul ‘Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara’.

Buku yang disusun Hasto yang kini juga tercatat sebagai dosen Universitas Pertahanan akan dibedah oleh Guru Besar Unhan RI Prof. Dr Ir. Purnomo Yusgiantoro.

Untuk diketahui, Lemhannas merupakan lembaga pemerintahan yang melaksanakam tugas pada bidang pendidikan pimpinan tingkat nasional, pengkajian strategik ketahanan nasional, dan pemantapan nilai-nilai kebangsaan.

Adapun Bung Karno merupakan perintis dan pendiri Lemhannas RI yang diresmikan pada 20 Mei 1965.

Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri menyebut bahwa banyak jenderal yang ingin masuk ke partainya, PDI Perjuangan (PDI-P).

Namun Megawati tak membeberkan siapa saja  jenderal yang dimaksud ingin bergabung ke PDI-P. Hal ini terjadi saat Megawati menjadi pembicara dalam acara peluncuran buku dalam rangka hari jadi ke-58 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Sabtu (20/5/2023).

Mulanya, Megawati mengapresiasi Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto yang sudah mengundangnya hadir di acara tersebut.

Sesaat kemudian, Megawati cerita bahwa zaman dulu jenderal yang ingin masuk PDI-P sedikit.

“Tapi, kalau sekarang. Banyak banget lho jenderal yang mau masuk ke PDI-P,” kata Megawati dalam acara di Gedung Lemhannas, Jakarta Pusat, Sabtu (20/5/2023).

Megawati menyatakan hal ini di hadapan para jenderal yang menghadiri acara. Salah satunya Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.

Ketua Umum PDI-P ini lantas bercerita bagaimana ia berpidato. Jika pidato di hadapan kader partai, Megawati mengaku bisa melakukan hal tersebut selama 3 jam.

Namun, pidato itu disebut tidak sembarangan meski memakan waktu lama.

“3 jam itu enggak sembarangan loh, sangat berisi dan mantap, dan supaya mengetahui saya ini siapa toh kan begitu,” ucap Megawati.

Ia melanjutkan, saat ini orang masih mengenalnya sebagai Ketua Umum PDI-P dan putri dari Presiden Pertama RI Soekarno.

Padahal, Megawati mengaku banyak posisi penting dan jabatan yang diraihnya sejauh ini.

“Karena kalau ditanya, ibu masuk politik tahun berapa? Masuknya tahun 86, lalu kenapa jadi anggota DPR? Dapil saya ini Jateng, Provinsi, bayangkan,” ujar Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini.

 

Komentar