Indonesia Defence 2022 Expo Ajang Pameran Industri Pertahanan Internasional

Jakarta, b-Oneindonesia – Indonesia Defence 2022 Expo and Forum adalah ajang pameran unjuk kekuatan industri pertahanan bertaraf internasional. Indo Defence ini sesungguhnya tidak kalah dengan ajang serupa di negara-negara lainnya.

Inggris memiliki ajang serupa dengan nama Defence and Security Equipment Internasional (DSEI). Perancis juga punya pameran yang dikhususkan untuk industri persenjataan internasional bernama Eurosatory merupakan ajang untuk mengenalkan inovasi teknologi di bidang pertahanan dan keamanan.

Turki juga memiliki ajang pameran International Defence Industry Fair (IDEF) merupakan salah satu Pameran Industri Pertahanan terkemuka di dunia yang berlangsung setiap 2 (dua) tahunan di Tuyab Istanbul Fair And Congress Center Turki.

India juga memiliki ajang serupa bernama The Defence Expo (DefExpo), merupakan ajang pameran industri pertahanan terbesar di India.

Nah… Apa yang menarik dari ajang pameran industri pertahanan bertajuk Indo Defence 2022 Expo and Forum? Pertanyaan semacam ini selalu muncul sejak pertama kali acara tersebut digelar pada tahun 2004 silam. Saya adalah salah satu dari puluhan ribu pengunjung yang sangat antusias hadir.

Tentu ada yang lebih menarik dan berbeda antara Indo Defence 2022 dengan tahun-tahun sebelumnya dan dibandingkan negara-negara lainnya. Saya akan sedikit menguraikan fakta-fakta menarik tersebut…

Pertama, ini adalah ajang pameran industri pertahanan terbesar di dunia jika dilihat dari jumlah negara peserta dan industri pertahanan yang hadir dan terlibat langsung. Di ajang serupa jumlah peserta tidak lebih dari 150-an industri. Indo Defence sebuah ajang bertaraf internasional dan menjadi referensi bagi seluruh negara dan industri pertahanan.

Kedua, jumlah peserta yang melampaui target. Direncanakan ada 900 industri pertahanan baik dari dalam maupun luar negeri yang hadir. Faktanya, peserta yang mendaftar sudah mencapai 905. Jumlah kepesertaan ini melampaui tahun-tahun sebelumnya. Selain itu sudah ada 59 negara yang mendaftar dari target 60 negara.

Tercatat Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Perancis, Tiongkok, India, Singapura, Malaysia, Brunei, Australia, Jepang, Fiji, Belarus, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kroasia, Korea Selatan, Norwegia, Portugal, Ceko, Slovakia, Taiwan, Turki, Finlandia, Belanda, Belgia dan lain sebagainya. Yang menarik lagi adalah rencana kehadiran Rusia.

Selain 59 negara yang hadir, tercatat perusahaan-perusahaan besar alutsista asing yang menjadi peserta pameran ini juga akan hadir, di antaranya Rheinmetal, SAAB, Lockheed Martin, KAI, FN Herstal, Beretta, Excalibur, SVOS, Nexter, Reutech, Turkish Aerospace Industries, Inc., Polish Armanent Group/PGZ, dan lain-lain.

Semakin menarik yaa…

Ketiga, tren jumlah kunjungan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Di tahun 2004, saat pertama kali Indo Defence digelar, jumlah kunjungan sebanyak 12.473 orang, tahun 2016 sebanyak 22.459 orang, dan di tahun 2018 tercatat tingkat kunjungan di Indo Defence sebanyak 30.148 orang. Dengan data tersebut, maka dapat diprediksi jumlah kunjungan di tahun 2022 akan mencapai 40-50 ribu orang. Jumlah kunjungan ini bahkan melampaui jumlah kunjungan di ajang serupa yang di gelar di Arab Saudi.

Keempat, dengan tren kunjungan yang terus meningkat tajam dan jumlah negara peserta yang terus bertambah serta 905 industri pertahanan dunia yang akan hadir, ini diharapkan akan membuka peluang pasar industri pertahanan Indonesia. Itu berarti akan menambah devisa untuk negara dan menambah lapangan pekerjaan baru, sehingga kemakmuran akan terwujud.

Kelima, gelaran Indo Defence 2022 dengan jumlah negara peserta sebanyak 59 dan industri pertahanan sebanyak 905 ini membuktikan bahwa pemerintahan RI saat ini dengan Pak Prabowo Subianto, Ketua Umum DPP Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) sebagai Menhan, merupakan kekuatan yang disegani oleh negara-negara sahabat.

Berdasarkan riset Stockholm International Peace Research Institute, diketahui dana belanja pertahanan global sebesar USD 1.738 milyar. Ini bahkan 2,5 kali PDB kita, bahkan 10 kali jumlah APBN. Ini jumlah yang sangat besar untuk produk-produk yang jumlahnya sebetulnya tidak banyak.

Hal ini sesungguhnya membuka peluang besar bagi suatu negara bila ingin mengembangkan produksi dalam negeri maupun memanfaatkan peluang pasar.

Dari segi perbandingan belanja militer terhadap angka Produk Domestik Bruto (PDB), Indonesia sesungguhnya masih sangat rendah karena hanya berada di angka 0,7 persen. Angka ini sangat kecil bila dibandingkan dengan belanja Amerika Serikat yang mencapai 4,7 persen dari PDB-nya atau bahkan Arab Saudi yang mencapai 10 persen dari PDB-nya.

Menurut statistik, impor alat pertahanan Indonesia mencapai peringkat 15 dari negara-negara lain di dunia. Ini artinya kita masih punya banyak peluang untuk menempatkan produk-produk dalam negeri dan memaksimalkan industri pertahanan kita.

Saya, dan mungkin seluruh rakyat Indonesia menaruh harapan besar kepada kementerian pertahanan dan khususnya ajang Indo Defence 2022 dapat membuka peluang-peluang baru di industri pertahanan sehingga dapat menciptakan lapangan kerja dan kemakmuran. Semoga.

Komentar