Laporkan Hasil Riset, Qiscus Optimis CX Masih Diperlukan di Tengah Ketidakstabilan Ekonomi 2023

Delta Purna Widyangga CEO & Co-Founder Qiscus

Jakarta, b-Oneindonesia – Qiscus, perusahaan teknologi penyedia platform Omnichannel Customer Engagement mengungkapkan hasil riset yang dilakukannya pada akhir tahun lalu dan menyebutkan bahwa implementasi Customer Experience (CX) masih terus dibutuhkan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan revenue bisnis di tengah ketidakstabilan ekonomi di 2023.

Ketidakstabilan ekonomi yang sudah berlangsung sejak tahun lalu diyakini masih akan terus berlanjut pada tahun ini. Hal ini dipengaruhi oleh semakin meningkatnya laju inflasi maupun dampak dari pandemi Covid-19 yang belum pulih sepenuhnya. Dengan adanya kondisi ini, bisnis diharuskan untuk tetap membuat strategi yang tepat agar mampu bertahan, salah satunya dengan meningkatkan pertumbuhan revenue.

Mempertahankan loyalitas pelanggan menjadi salah satu action plan yang dapat bisnis lakukan untuk mewujudkannya, Delta Purna Widyangga CEO dan Co-Founder Qiscus mengungkapkan, “Di tengah ketidakpastian ekonomi sekarang ini, bisnis harus dapat menjaga hubungan jangka panjang dengan para pelanggannya yang juga merupakan investasi terbesar bagi pertumbuhan bisnis.” Pernyataan tersebut didukung oleh hasil riset yang dikeluarkan oleh PWC, yakni setidaknya 92% pelanggan akan meninggalkan suatu bisnis setelah 2 hingga 3 kali mendapatkan pengalaman yang buruk.

Meski customer experience bukan satu-satunya cara untuk bangkit dari resesi, namun tidak bisa dipungkiri bahwa customer experience menjadi salah satu aspek yang akan mempengaruhi tingkat revenue bisnis. Hasil riset yang dilakukan oleh Bain and Company, perusahaan yang berdedikasi untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dapat meningkatkan revenue mereka hingga 4-8% di atas pasar mereka.

Mempertahankan pelanggan sebanyak mungkin, sekaligus meningkatkan loyalitasnya, diyakini mampu meminimalisir biaya yang perlu dikeluarkan oleh bisnis dalam proses customer acquisition. Hal ini sejalan dengan laporan yang dikeluarkan oleh Harvard Business Review, bahwa cara terbaik untuk menghadapi resesi adalah dengan meminimalisir keterlibatan di dalam persaingan antar bisnis dengan mengedepankan fleksibilitas, mempertahankan loyalitas pelanggan, serta membuat keputusan yang bijak terhadap setiap pengeluaran.

Sebagai penyedia platform omnichannel customer engagement, Qiscus optimis bahwa platformnya mampu membantu bisnis dalam menjaga hubungan dengan para pelanggannya, sekaligus meningkatkan revenue, dengan mengimplementasikan strategi CX. Hal ini dibuktikan dengan hasil riset yang dilakukan Qiscus terhadap para kliennya di akhir tahun lalu, yakni sebanyak 92% mengalami peningkatan customer engagement dengan para end-user, 80% mengklaim bahwa mampu meminimalisir biaya operasionalnya, serta sebanyak 80% mengalami peningkatan sales dengan konversi yang lebih baik.

“Selain 20 channel yang sudah bisa diintegrasikan ke dalam platform Qiscus, saat ini kami juga sedang dalam tahap pengembangan beberapa fitur lainnya. Kami optimis bahwa berbagai pembaharuan yang sedang kami kembangkan akan semakin membantu bisnis dalam mendeliver CX yang berkesan sesuai dengan kebutuhan yang ada di situasi sekarang ini.” tutup Delta.

Tentang Qiscus

Qiscus adalah Platform Omnichannel Customer Engagement yang membantu bisnis memenuhi ekspektasi baru dari Customer Experience (CX), melalui kemampuan untuk terlibat dalam percakapan yang real-time serta berskala besar. Sebagai salah satu penyedia Omnichannel Chat terbaik di Asia Tenggara, kini teknologi Qiscus telah diimplementasikan di lebih dari 10 negara dengan total pengguna lebih dari 50 juta orang. Banyak perusahaan di Indonesia telah mengadopsi teknologi Qiscus, diantaranya Telkom Indonesia (Telekomunikasi), Kino (FMCG), Sompo (Insurance), Dompet Dhuafa (NGO), dan Halodoc (Kesehatan). Qiscus berdiri sejak 2013 dengan kantor pusat di Jakarta, serta pusat pengembangan riset dan teknologi di Yogyakarta.

Komentar