Keluarga Prabowo Lepas Parade 300 Perahu di Muara Gembong

Hashim Djojohadikusumo dan keluarga besar Prabowo lepas parade 300 perahu di dermaga Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (17/01/24)

Bekasi, b-Oneindonesia – Keluarga besar calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto melepas “Parade 300 Perahu” yang diikuti 1.000 nelayan dari tiga kampung di Desa Pantai Bahagia, Muara Gembong, Kabupaten Bekasi, pada Rabu (17/1/2024). Sebanyak 300 perahu itu dilepas oleh adik kandung Prabowo, Hashim Djojohadikusumo.

Selain Hashim, acara pelepasan tersebut dihadiri juga kakak kandung Prabowo, Maryani Djojohadikusumo dan sepupu-sepupunya, yakni Mora Dharma, Mitra Vinda, Farah Tjindarbumi, serta para keponakannya, yakni Tatiana Arianne, dan Daniel Sunarhadi.

Hashim dan keluarga Prabowo juga ikut dalam parade 300 perahu dari dermaga Muara Gembong, menyusuri sungai Citarum menuju kampung nelayan Muara Beting, pesisir pantai Utara, Bekasi.

Selain melepas 300 perahu, keluarga Prabowo juga menyapa warga Kampung Beting. Mereka turut membagikan makan siang gratis bagi 2.000 keluarga dan susu bagi anak-anak serta ibu hamil. Hal ini sebagai implementasi salah satu dari delapan program hasil terbaik cepat Prabowo-Gibran yang diharapkan dapat membantu perbaikan gizi anak-anak Indonesia dan meringankan beban ekonomi keluarga.

Parade 300 perahu dan pembagian makan siang serta susu gratis ini merupakan bagian dari upaya menggalang dukungan masyarakat Bekasi untuk memenangkan Prabowo-Gibran dalam satu putaran.

Ditemui di Kampung Beting, Hashim mengatakan dirinya dan keluarga mewakili Prabowo Subianto untuk melakukan sosialisasi program-program Prabowo-Gibran dan serta menyerap masukan dan aspirasi masyarakat. Salah satu program yang disampaikan Hashim, adalah pembangunan giant sea wall (tanggul laut raksasa) yang perlu diwujudkan untuk mengatasi kenaikan permukaan laut dan abrasi di wilayah pantai utara (pantura).

Diketahui, Kampung Muara Beting yang dulu sempat dijuluki kampung “dolar”, kini terancam hilang. Kampung ini dulu dijuluki kampung dollar karena berlimpah hasil tangkapan laut, mulai dari ikan, udang, hingga kepiting. Masyarakat yang tinggal di kampung ini pun makmur sentosa.

Namun, kampung yang sempat berjaya di tahun 1980-an ini kini terancam hilang karena tergerus ombak dan kenaikan muka air laut (abrasi). Jarak Kampung Muara Beting Ujung dengan pesisir pantai saat ini hanya 200 meter. Padahal, di awal tahun 2000, jarak tempuh dari kampung tersebut ke pesisir pantai mencapai sekitar 1,5 kilometer. Abrasi dan penurunan muka tanah turut melenyapkan tiga kampung lain di Muara Beting Ujung.

Sebagaimana dikatakan Prabowo, tutur Hashim, pentingnya percepatan pembangunan giant sea wall ini untuk selamatkan bangsa Indonesia, terutama 50 juta rakyat yang hidup di pantai utara Jawa dari dampak abrasi dan naiknya permukaan air laut.

“Pak Prabowo akan mulai dan melanjutkan pembangunan tanggul laut raksasa atau giant sea wall yang selama ini diwacanakan, tetapi belum dimulai. Tanggal laut ini akan dimula di sekitar Yogyakarta dan dilanjutkan di seluruh Pantai Utara. Tanggul raksasa ini mungkin akan memakan waktu 30-40 tahun, tetapi harus dimulai,” ujar Hasyim.

Selain itu, Hashim mengaku mendengarkan aspirasi dari masyarakat kampung Muara Beting yang hampir 90% terlilit utang termasuk pinjaman online. Menurut dia, hal tersebut merupakan kenyataan yang dialami oleh mayoritas petani dan nelayan di Indonesia yang terlilit utang hingga berpuluh-puluh tahun.

“Kita sudah janji, Pak Prabowo dan Mas Gibran sudah janji dan sudah kita mengambil keputusan bahwa kita bisa menghapus semua utang-utang itu, kita bisa mengambil langkah pemutihan dan tidak akan ditagih lagi. Maka semua petani dan nelayan yang terbebani termasuk di sini, nanti bisa pinjam lagi dari perbankan,” ungkap Hashim.

Acara “Parade 300 Perahu” dan pembagian makan siang dan susu gratis diinisiasi oleh komunitas disabilitas Anggrek Karya Cacat Berkreasi (Anggrek KCB) dan difasilitasi oleh
Presidium Relawan Prabowo Subianto (PRPS) yang dipimpin oleh Hashim Djojohadikusumo.

Pendiri Anggrek KCB Sapto Yuli Isminarti mengungkapkan acara Parade 300 perahu merupakan bentuk dukungan warga untuk memenangkan Prabowo-Gibran satu putaran di Pilpres 2024.

“Kami siap memenangkan Prabowo-Gibran satu putaran,” kata Yuli saat mendeklarasi dukungan warga Kampung Beting kepada Prabowo-Gibran.

Yuli merupakan salah satu dari 7.000 penduduk kampung Beting. Yuli merupakan seorang disabilitas, namun menjadi penggerak ekonomi di daerah Beting dengan memiliki usaha konveksi dan berupaya untuk memperkerjakan warga sekitar.

“Pekerja di sini juga banyak kaum disabilitas, dan cita-cita saya adalah mengangkat derajat para disabilitas ini dengan menggali kelebihan masing-masing untuk bisa menjadi karya nyata dan bisa memotivasi lingkungan sekitar,” ujar Yuli.

Komentar