Gibran Mampu Buktikan Diri Bukan “Anak Kemaren” Beri Pertanyaan Terlalu Sulit Untuk Mahfud MD & Cak Imin

Jakarta, b-Oneindonesia – Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka mampu menjawab Keraguan publik terhadap kemampuannya yang sebelumnya dilabeli “anak kemarin sore” hingga “anak ingusan” karena terbilang baru di dunia politik ternyata mampu memperlihatkan kualitasnya sebagai cawapres.

“Masyarakat bisa melihat, mana yang ingusan dan mana yang punya kemampuan. Biarkan masyarakat memilih, tidak perlu memperdebatkan perdebatan,” kata Wakil Ketua Umum Partai Garuda, Teddy Gusnaidi, Sabtu (23/12).

Hal tersebut terbukti, Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mampu mendebatkan Calon Wakil Presiden (Cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin berdebat soal proyek Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Momen tersebut, Cak Imin menilai proyek IKN cukup ambisius karena membutuhkan anggaran hingga Rp 400-Rp 500 triliun.
Padahal ia menilai 1% dari anggaran tersebut sebaiknya dialokasikan untuk membangun jalan dan mengembangkan kota-kota di Kalimantan. Ia juga menilai dana pembangunan IKN harusnya bisa disalurkan untuk pendidikan.

“IKN sebagai salah satu contoh saja, itu kalau hanya mengandalkan APBN hampir Rp 500 triliun, padahal 1% saja dari Rp 400 triliun itu untuk bangun jalan di seluruh Kalimantan beres, membangun seluruh kota di Kalimantan beres,” katanya dalam Debat Kedua Cawapres Pemilu 2024 di JCC Senayan, Jakarta Pusat, dikutip Sabtu (22/12/2023).

“Yang paling penting infrastruktur untuk SDM, 3% saja dari seluruh anggaran IKN itu bisa membangun sekolah dengan baik di seluruh Kalimantan, itu contoh kemampuan mengambil skala prioritas,” lanjutnya.

Menanggapi Itu, Gibran lantas menyinggung Sikap Cak Imin yang dinilainya tidak konsisten. Pasalnya Cak Imin pernah melakukan potong tumpeng di IKN pada 2022 lalu dalam acara Nusantara Mengaji. Acara tersebut juga digelar sebagai dukungan Cak Imin ke IKN.

“Dulu saya ingat sekali Gus Muhaimin dulu sempat ikut meresmikan dan potong tumpeng di IKN. Ini gimana ini nggak konsisten, dulu dukung sekarang nggak dukung karena menjadi wakil Pak Anies yang mengusung tema perubahan. Sekali lagi mohon maaf IKN bukan membangun bangunan pemerintah, tapi simbol pemerataan di Indonesia sebagai simbol transformasi pembangunan di Indonesia,” bebernya.

Bahkan Gibran Rakabuming Raka mampu memberikan pertanyaan Pada debat perdana cawapres, Cak Imin tak paham atas pertanyaan yang dilontarkan Gibran soal SGIE.

Yang akhirnya Gibran meminta maaf dan memberikan penjelasan kepada Muhaimin Iskandar terkait State of the Global Islamic Economy (SGIE) pada debat Pilpres 2024, Jumat (21/12).

“Karena Gus Muhaimin ini adalah ketua umum dari Partai PKB, saya yakin Gus Muhaimin paham sekali soal ini. Bagaimana langkah Gus Muhaimin untuk menaikkan peringkat Indonesia di SGIE,” tanya Gibran saat debat Cawapres di JCC, Jakarta.

“Terus terang saya tidak paham SGIE,” timpal Cak Imin.

Menjawab itu, Gibran menyatakan kini Indonesia tengah fokus mengembangkan ekonomi syariah, sehingga harus memahami juga soal SGIE. Begitu selesai menjelaskan secara singkat soal SGIE, Gibran meminta maaf kepada Cak Imin apabila pertanyaan itu dinilai terlalu sulit.

“Ya mohon maaf kalau pertanyaannya agak sulit ya gus,” ucap Gibran.

Selain itu juga juga, Gibran Rakabuming Raka mengungkapkan ketidakpuasan atas jawaban yang diberikan Mahfud MD terkait kebijakan dan regulasi perihal carbon capture and storage (CCS) atau teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon.

“Simpel sekali pak, mohon dijawab sesuai pertanyaan yang saya tanyakan, ndak perlu ngambang ke mana mana,” ujar Gibran.

Gibran mengaku menanyakan pertanyaan tersebut kepada Mahfud MD karena dianggapkan memiliki keahlian di bidang hukum.

Meski demikian jawaban yang diberikan oleh Mahfud tidak membuat Gibran puas dan menyebut Mahfud MD menjawab 2 menit tapi tidak menjawab sama sekali pertanyaan yang ia tanyakan.

Selain dengan Gibran, Cak Imin juga debat dengan Cawapres nomor 3, Mahfud Md soal IKN. Mahfud mengaku heran dengan rencana Cak Imin membangun 40 kota selevel Jakarta tapi malah menolak IKN.

Wakil Ganjar Pranowo ini menyoroti bagaimana rencana tersebut bisa direalisasikan dalam 5 tahun. Pasalnya IKN saja baru bisa dilaksanakan setelah puluhan tahun.

“Cak imin saya agak kaget juga mau membangun 40 kota selevel Jakarta. Apa itu bisa dilaksanakan dalam 5 tahun jadi presiden, wakil presiden? Berapa kota dalam 5 tahun? Ini IKN saja sudah puluhan tahun baru dilaksanakan. Itu pun yang investasi dalam bentuk janji, belum ada yang melaksanakan. Nah gitu kan, lalu sodara 40? luar biasa sekali menurut saya,” ungkapnya.

Ia juga mempertanyakan dari mana pembiayaan untuk membangun 40 kota tersebut. Menjawab ini, Cak Imin menjelaskan maksud dari membangun 40 kota adalah mengembangkan kota-kota potensial yang sudah ada.

Dananya bisa dari APBN maupun melibatkan pengusaha swasta. Dengan pengembangan tersebut Cak Imin yakin kota-kota itu bisa memaksimalkan potensinya.

 

 

Komentar