Temu Kerja Sama Politik PDIP – PPP, Megawati Heran Penyebutan Cawapres Hanya Sandiaga Uno

Jakarta, b-OneindonesiaKetua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyatakan dirinya merasa heran ketika wartawan bertanya soal peluang Sandiaga Uno sebagai cawapres Ganjar Pranowo.

Adapun, pertanyaan itu diungkapkan awak media setelah elite PDIP bersama PPP menggelar pertemuan di lantai lima kantor partai berkelir merah itu, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Minggu (30/4/2023).

Awalnya, Megawati lebih dahulu menerangkan kepada awak media untuk bersabar menunggu pengumuman nama cawapres pendamping Ganjar.

Namun, awak media kembali bertanya kepada Megawati menyikapi kencangnya isu Sandi sapaan akrab Sandiaga Uno yang bakal menjadi Cawapresnya 2024 pendamping Ganjar.

“Nah ini siasat wartawan, padahal tadi sudah tegas. Sabar, tunggu, ehh malah masuk spesifikasi. Siapa yang mau dijadiin. Saya mengerti adik-adik ini senangnya dapat berita headline, berita utama,” kata Megawati.

“Makanya sabar, kok, yang disebut cuma satu, ya,” lanjut Presiden kelima RI itu.

Megawati dalam menjawab cawapres pendamping Ganjar kemudian menyinggung tentang kereta yang sedang dibangun anak Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno itu.

“Saya sudah bilang, kereta saya sudah banyak yang mau naik, loh, tunggu saja. Saya sudah punya di sini berapa, tuh, 10 atau berapa, ya, nanti, kan, mengerucut sendiri oleh pikiran saya,” kata Megawati.

Dia melanjutkan urusan mencari cawapres pendamping Ganjar sebenarnya tidak bisa didasarkan semata oleh elektabilitas menurut lembaga survei.

“Saya suka bilang, ini boleh, dong, dikritisi, yang namanya survei, saya dahulu belajar statistik, jadi saya tau, loh, sebenenrya beneran survei atau enggak,” katanya.

Soal Kerja Sama Politik Menuju 2024, Megawati Cerita Soal Gerbong Kereta Hingga Yang Malu-malu Kucing

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri berbicara tentang bagaimana saat ini banyak pihak yang berharap ikut dengan gerbong partainya menuju Pilpres 2024.

Megawati menceritakan soal dirinya yang berjuang sejak dulu hingga saat ini demi Indonesia Raya. Megawati lantas mengibaratkan dirinya yang berjuang membangun sebuah rel kereta. Dan kini, yang tadinya satu gerbong kereta, sekarang diibaratkan telah menjadi 20 gerbong.

Namun, dari 20 gerbong kereta itu pun kini terasa sesak. Karena, tak sedikit yang ingin masuk ke dalam gerbong tersebut.

Hal itu diungkapkan Megawati saat menggelar pertemuan dengan Plt Ketum PPP Mardiono dan elite PPP di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Minggu (30/4/2023).

“Jadi ya saya memang mengatakan kepada anak-anak saya di PDI Perjuangan dulu sebagai ketua umum PDI, saya itu hanya baru sanggup membuat rel kereta tetapi rel kereta itu saya buat dengan sebuah tujuan untuk Indonesia Merdeka,” kata Megawati.

“Nah ternyata tadinya satu gerbong loh sekarang ini kalau saya umpamakan, gerbongnya 20 saja Itu sudah penuh sesak,” sambung dia.

Megawati menyebut, bahwa kini banyak pihak yang ingin bergabung dengan gerbong yang dibuatnya itu. Namun, tak sedikit yang malu-malu untuk bergabung.

“Yang mau ikut banyak banget. Cuma banyak juga yang malu-malu kucing,” ungkap Megawati.

Sementara, terkait nama cawapres yang akan mendampingi Ganjar Pranowo, Megawati kembali mengingatakan agar semua pihak bersabar.

Menurutnya, masih ada waktu sebelum diputuskan dan mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

“Jadi tolong sabar ya, tunggu saja mainnya toh. Sudah ada tadi ke KPU nya, 22-29 Oktober, itu boleh kalian deg-degan deh. Karena itu sudah akhir maksudnya batas waktu,” jelas Megawati.

Hasto Kristiyanto Buka Pertemuan Pembahasan Kerja Sama Politik Antara PDIP dengan PPP

Pertemuan untuk membahas kerja sama partai politik antara PDI Perjuangan (PDIP) dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) telah dibuka di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (30/4/2023) sekitar pukul 14.00 WIB.

Pertemuan sekaligus pembahasan internal kedua partai itu dibuka secara resmi Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto.

Ketua Umum (Ketum) DPP PDIP Prof (H.C) Megawati Soekarnoputri duduk di kursi tengah. Ketum Megawati duduk diapit oleh Calon Presiden dari PDIP Ganjar Pranowo dan Ketum PPP Mardiono.

Sejumlah petinggi PDIP hadir dalam pertemuan itu, yaitu Sekjen Hasto Kristiyanto, eks Sekjen Pranomo Anung, Bendahara Umum Olly Dondokambey, Ketua Badan Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto, dan sejumlah Ketua DPP Komarudin Watubun, Yasonna Laoly, Ahmad Basarah, Said Abdullah, Utut Adianto, dan Wasekjen Arief Wibowo.

Sementara Ketum PPP Mardiono didampingi oleh Sekjen Arwani Thomafi, Ketua Fraksi PPP di DPR Amir Uskara, Ketua Majelis Pertimbangan Muhammad Romahurmuziy, Ketua DPP Mayjen TNI (purn) Neno Hamriono, Ketua Mahkamah Partai Ade Irfan Pulungan, Ketum Angkatan Muda Kakbah Rendhika D Harsono, dan Waketum Ermalena Muslim, Ketua Majelis Kehormatan Zarkasih Nur, Ketua Majelis Syariah Mustofa Aqil Siradj, dan Ketua Majelis Pakar Prof Prijono Tjiptoheriyanto.

Pertemuan diawali dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Kemudian, lagu Mars masing-masing baik PDIP kemudian PPP. Kedua partai juga membacakan teks Pancasila.

Setelah itu, Hasto menyapa satu per satu perwakilan dari PPP yang datang di Kantor DPP PDIP.

Kemudian, Hasto memekikkan salam kemerdekaan. “Merdeka!” tegas Hasto.

Hasto menerangkan pertemuan ini merupakan momentum penting bagi PDIP dan PPP untuk mengukuhkan kerja sama dalam rangka Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2024.

“karena itu, di sini hadir Capres Bapak Ganjar Pranowo,” kata Hasto.

Hasto juga menjelaskan PDIP dan PPP memiliki banyak kedekatan apabila melihat sejarah.

Selain Kantor DPP PDIP dan DPP PPP bertetangga, lanjut Hasto, kedua partai juga lahir di waktu yang sangat dekat.

“Dari sejarah kelahiran PPP lahir pada 5 Januari 1973, sementara PDI 10 Januari 1973. Jadi, PPP ini saudara tua. Malah lebih tua dari PDI. Jadi, luar biasa,” kata dia.

“Dan atas seizin Ibu Megawati, pertemuan untuk mengukuhkan kerja sama parpol dalam rangka penguatam sistem presidensial mohon izin dibuka,” tambah Hasto.

Sebelum mengakhir pengantar pembukaan rapat kerja sama, Hasto membacakan pantun.

“Buah semangka hijau isinya merah, rasanya manis bikin semua cerah, kerja sama kedua partai ini membawa amanah, bagi Indonesia maju dan rakyat menuai berkah,” kata Hasto disambut tawa dan tepuk tangan para hadirin.

Komentar