Perayaan HUT Agung Laksono ke-75, Ketua MPR RI Bamsoet Apresiasi Kiprah Politik-Bisnis Tokoh Senior Golkar

Bamsoet bersama Komisi 7 DPR RI Ridwan Hisjam pada perayaan HUT ke 75 Agung Laksono  dikediaman Polonia Jakarta Timur Sabtu (23/03/24)

Jakarta, B-OneindonesiaKetua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bamsoet mengapresiasi sosok anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Agung Laksono yang mumpuni dan memiliki segudang pengalaman di berbagai bidang. Tidak hanya sebagai politikus, pria kelahiran Semarang tanggal 23 Maret 1949 ini, juga sukses dalam dunia bisnis, partai politik, organisasi kemasyarakatan hingga birokrasi.

“Perayaan Ulangtahun Agung Laksono ke-75, Ketua MPR RI Bamsoet Apresiasi Kiprah Politik-Bisnis Tokoh Senior Golkar” ujar Bamsoet usai menghadiri syukuran ulangtahun ke-75 Agung Laksono di Jakarta, Sabtu malam (23/3/24).

Hadir antara lain Ketua Wantimpres Wiranto, anggota Wantimpres Habib Luthfi, Ketua Umum Partai Golkar/Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, tokoh senior Partai Golkar Aburizal Bakrie, Akbar Tandjung dan Theo L Sambuaga, Syarif Cicip Soetardjo, Menpora Dito Ariotedjo, serta sejumlah tokoh politik lain.

Lanjut Bamsoet menjelaskan, Agung Laksono memulai karir politiknya sejak lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI) di tahun 1972. Ia dipercaya sebagai Ketua Umum BPP HIPMI periode 1983-1986, Ketua Umum AMPI periode 1984-1989, Sekretaris Jenderal PPK Kosgoro tahun 1990-1995 dan di tahun 2000 menjadi Ketua Umum PPK Kosgoro.

“Kiprah sebagai anggota legislatif mulai digeluti ketika Agung Laksono terpilih sebagai anggota DPR/MPR RI periode 1987-1992. Pada Pemilu selanjutnya, Agung terpilih kembali untuk duduk sebagai anggota DPR/MPR RI periode 1992-1997. Usia Agung Laksono ketika pertama kali duduk di kursi dewan baru berumur 38 tahun,” kata Bamsoet.

Bamsoet menuturkan, di tahun 1997 Presiden Soeharto meminta Agung Laksono menjadi Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menpora) di Kabinet Pembangunan VII. Saat Presiden Soeharto lengser di bulan Mei 1998, Agung Laksono tetep dipercaya sebagai Menpora oleh Presiden Habibie hingga tahun 1999.

Usai pemerintah Presiden Habibie berakhir di tahun 1999, Agung Laksono kembali masuk ke lembaga legislatif sebagai anggota DPR/MPR RI periode 1999-2004. Puncak karir Agung Laksono di ‘Senayan’, saat ia dipercaya memimpin DPR sebagai Ketua DPR RI periode 2004-2009.

Pada pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode 2009-2014, Agung Laksono ditunjuk sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra). Presiden SBY juga pernah mempercayakan Agung Laksono menjadi pelaksana tugas (Plt) Menpora menggantikan Andi Mallarangeng yang tersangkut kasus di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Selain, menjadi Plt Menteri Agama menggantikan Suryadharma Ali yang dijerat KPK terkait kasus suap,” urai Bamsoet.

Bamsoet menambahkan, usai duduk di pemerintahan, Agung Laksono kembali fokus ke Partai Golkar. Terjadi dualisme kepemimpinan Partai Golkar saat Munas Golkar tahun 2014. Agung Laksono terpilih sebagai Ketua Umum Golkar periode 2014-2019 versi Munas Ancol dan Aburizal Bakrie terpilih sebagai Ketua Umum Golkar periode 2014-2019 versi Munas Bali. Perpecahan di kubu Golkar ini bisa terselesaikan melalui Munas Partai Golkar di Bali tahun 2016 yang menetapkan Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar.

“Dalam dunia bisnis Agung Laksono sempat memegang sejumlah posisi penting. Antara lain Wakil Komisaris Utama PT. Spinindo Mitradaya/PT. East Jakarta Industrial Park (EJIP) tahun 1996–1998, Pimpinan Umum Majalah Info Bisnis tahun 1994-1998, Direktur Utama PT. Cakrawala Andalas Televisi (AN-TEVE) tahun 1993-1998 serta Komisaris Utama PT. Mapalus Makawanua Charcoal Industry (PMDN) di Bitung, Sulawesi Utara periode tahun 1987 –1998,” ujar Bamsoet.

Komentar