Era Tahun 1990 an, SBY & Pabowo Merupakan Sosok Rising Star di Dunia TNI

Jakarta, B-Oneindonesia – Sebuah pembelajaran hidup yang luar biasa sebetulnya bisa kita ambil dari hidup Pak Prabowo. Bagaimana tidak? Menjadi orang baik ternyata justru tidak mudah untuk mencapai sebuah tujuan.

Namun kesabaran yg tiada putus, hingga asa hampir hilang, karena terus menjadi orang yg “kalah”, ternyata melahirkan mu’jizat Allah SWT yg tiada terbendung.

Kemarin saya mendengarkan pidato Letjen ( purn) TNI, Sjafrie Sjamsudin , yg bercerita soal bagaimana saat ia menjadi Taruna seangkatan dengan Pak Prabowo di Akmil, bila libur sering diajak Pak Prabowo ke rumah Orang Tuanya di rumah Kartanegara.

Di situ dia melihat sebuah keluarga yang harmonis dan suka berdiskusi. Sjafrie juga bercerita bahwa Pak Prabowo sejak menjadi Taruna atau kadet selalu setia pada kawan , dan sangat loyal serta penolong.

Cerita kebaikkan Pak Prabowo itu sebetulnya bak oase yg tidak pernah kering, lembaran -lembaran kebaikkan terus ia tumpuk, namun tumpukan kebaikkan itu tidak berbanding lurus tapi justru melahirkan paradok dalam hidupnya.

Bagaimana tidak? Saat bintangnya tengah cemerlang, saat itu muncul kerusuhan Mei 1998, padahal bila tidak terjadi kerusuhan sebetulnya Prabowo dan SBY yang satu baret merah dan yang satu baret hijau adalah perwira -perwira yg diprediksi bahwa mereka berdualah yg akan memegang tampuk pimpinan TNI. Entah siapa yang KSAD dan siapa yang Panglima , tapi yang jelas di tahun 1990-an mereka berdua adalah Rising Star di dunia TNI.

Belum lagi keduanya adalah menantu orang -orang besar , SBY yg lulusan Akmil ( dulu AKABRI) dengan predikat pemegang Adhi Makayasa adalah menantu dari tokoh militer hebat yang juga terkenal sukses menumpas PKI, yaitu Alm Letjen TNI Sarwo Edie. Sementara Prabowo selain anak menteri juga menantu Alm Presiden Suharto.

Namun Mei 1998 , karier mereka luruh. Pak Prabowo mendapat tuduhan terlibat penculikan , padahal yg dilakukan Pak Prabowo adalah pengamanan menjelang sidang umum MPR, dan yang diamankan semua selamat. Itu juga Pak Prabowo menjalankan tugas. Mana ada seorang Danjen Kopassus boleh punya ide sendiri, ini yang tidak dipahami oleh masyarakat sipil , seolah Prabowo sebagai Danjen terlibat penculikan! Dan jahatnya sebutan penculik itu terus disematkan oleh lawan -lawan politik Pak Prabowo hingga kini.

Setelah Pak Harto jatuh Prabowo baru diselidiki karena ramainya pemberitaan dia terlibat dalam penculikan aktivis. Namun DKPP tidak menemukan kesalahan pada Prabowo karena ia menjalankan tugas, hanya karena Tim Mawar dari kesatuan Prabowo , Kopassus, maka dia direkomendasikan Prabowo tidak lagi menjadi Pangkostrad ( jabatan terakhir Prabowo), tetapi dipindah menjadi Dankodiklatad . Nah Prabowo menolak menjadi Dankodiklatad dan memilih pensiun dini. Saat Gus Dur menjadi presiden, Prabowo sebetulnya dia pernah ditawari menjadi Dubes , lagi -lagi Prabowo menolak dan memilih hijrah ke Yordania.

Sementara SBY yg merupakan perwira cerdas, kariernya di militer setelah Pak Harto jatuh juga mentok, hanya menjadi Pangdam Sriwijaya, kemudian menjadi Kaster sebentar. SBY memilih pensiun dini dengan pangkat Letjen sama dengan Prabowo , karena SBY diangkat menjadi menteri di era Gus Sur di tahun 1999. Tahun 2001 SBY dapat Jenderal Kehormatan saat presidennya Gus Dur.

Kembali ke lap top, Prabowo setelah pensiun dini memilih tinggal di Yordania, melatih tentara khusus Yordania dan negara-negara  Timur Tengah lainnya.

Pulang ke Indonesia , saat mendengar Pulau Kajang yg dulu milik Bob Hasan masuk menjadi pasien BPPN ( Badan Penyehatan Perbankan Nasional), Prabowo buru-buru menghubungi Dirut Bank Mandiri ECW Neloe kala itu, agar ia diberikan pinjaman untuk menbeli Pulau Kajang di BPPN. Prabowo takut kalau sampai dibeli asing Pulau Kajang akan jatuh ke Amerika dan dijadikan pangkalan perang, karena sudah lama AS mengincar pulau tersebut untuk pangkalan AS.

Begitu aset-aset dia laku di LN, ia pun membayar utangnya secara cash ke Bank Mandiri sebesar 2 Triliun. Sepulang dari  Yordania, Pak Prabowo juga mulai aktif membangun usahanya, Pak Prabowo juga mulai aktif di politik dengan aktif di Golkar. Tahun 2004 dia pernah ikut konvensi pencapresan di Golkar namun kalah. Waktu itu konvesi diikuti oleh Wiranto, Prabowo, Akbar Tanjung, Surya Paloh dan Aburizal Bakrie, kemudian yg menang Wiranto.

Tanggal 6 Februari , resmi Pak Prabowo mendirikan Patai Gerakan Indonesia Raya ( Gerindra) . Sejak saat itu bulat tekatnya untuk terjun ke politik dan ingin memajukan rakyat Indonesia di semua lini.

Tahun 2009, Pak Prabowo mulai maju di kancah pencapresan dengan menjadi Cawapres dari pemilik partai PDIP. Sebelum bergabung disepakti perjanjian Batu Tulis, bahwa untuk tahun 2014, Megawati akan mendukung Prabowo sebagai Capres, namun nyatanya Megawati ingkar dan malah dukung Jokowi.

Tahun 2014, Prabowo harus berhadapaan dengan orang yg dibesarkan dan disponsori yaitu Jokowi. Beda suara antara Jokowi dengan Prabowo, sangat tipis, karena meski berpasangan dengan Hatta Rajasa , besan dari
Hatta , Pak SBY kala itu menjabat sebagai presiden sama sekali tidak ikut cawe -cawe, demikian juga saat Prabowo menggugat ke MK.

Tahun 2019 , Pak Prabowo kembali berhadapan dengan Jokowi. Gerakan rakyat memilih Prabowo yang bepasangan dengan Sandi sebetulnya tidak terbendung, namun lagi -lagi Pak Prabowo kalah karena tdk punya dana untuk membayar saksi di seluruh Indonesia.

Ujung dari kekalahan tahun 2019, rakyat benar -benar terbelah, dan setelah demo berhari -hari, banyak menimbulkan jatuh korban . Pak Prabowo pun akhirnya menerima tawaran dari pemerintahan Pak Jokowi untuk masuk kabinet demi mengurangi polarisasi rakyat.

Dia memilih menjadi Menhan, karena sadar lemahnya alutsista kita. Ia juga ingin mengembalikan hubungan harmonis TNI dan polisi. Sukses besar berhasil di bangun di dunia kemiliteran. Industri -industri militer di dalam negeri dihidupkan lagi , dan mampu membuat peralatan perang hingga mobil tempur.

Berbagai mark up dan rekayasa pembelian alutsista di babat habis, hingga TNI kita berhasil memilik alutsista berkelas dan semua baru. Kekuatan tentara kita dari urutan bawah di dunia naik ke urutan 13, dan di Asean yg terkuat.

Berkali -kali Mabes TNI sebetulnya sdh mengusulkan Pak Prabowo untuk menerima Jenderal Kehormatan, namun Pak Prabowo menolak , alasannya karena ia ingin berbuat nyata dulu.

Bandingkan Pak SBY menerima Jenderal Kehormatan tahun 2001, dan Pak Prabowo yg sama -sama rising star baru di TNI menerima Jenderal Kehormatan tahun 2024. Lalu mengapa di soal?

Oh ya tahun 2024 Pak Prabowo Nyapres dan hampir pasti dia akan menjadi presiden karena meski melawan dua kandidat namun dia bisa menang mutlak. Bahkan Prabowo tercatat sebagai Capres dengan pemilih terbanyak di dunia!

Inilah cara Allah memberi hadiah untuk orang yang sabar, bukan saja dia memberikan kemenangan tapi sebuah kemenangan yg indah dan mutlak !!

Muncul suara dari orang-orang yang kalah bahwa terjadi kecurangan, tapi gimana mau curang? Waktu Jokowi yang incumbent ( bisa melakukan apa saja) melawan Pak Prabowo terpautnya tidak sampai 5 persen kok! Lha sekarang Pak PS itu sudah punya basis suara 40 persen, ditambah suara anak muda karena mengajak Gibran, pantas pasangan ini bisa menang mutlak !!

Jadi kalau kita beragama benar dan percaya Allah, kemenangan Pak Prabowo ini adalah hadiah dari Allah karena Pak Prabowo sudah berjuang lama , berkali -kali dan sabar. Lha masak yg baru maju sekali kalah langsung bilang curang -cureng ? Sudah seberapa banyak materi dan keringat yg kalian keluarkan Pak Anies dan Pak Ganjar? Banyak mana dengan Pak Prabowo?

Yuuk kita ambil pelajaran dari kemenangan Pak Prabowo , jangan menyerah dalam hidup, selagi masih ada usia terus berjuang dan senantiasa bersabar, serta ikhlas….

Penulis: Naniek S Deyang

Komentar